Sukakara, 10 Juli 2025 | Memasuki hari kedua pelaksanaan MATSAMA di MA Al Mujahidin, semangat para peserta didik baru tampak semakin menggebu. Agenda kegiatan di hari kedua dirancang lebih variatif, dengan perpaduan antara pemberian materi yang edukatif dan sesi hiburan interaktif yang membangun kebersamaan
Pemateri pertama, Bapak Angga Saputra, S.Pd, membuka sesi hari kedua dengan materi bertema Uhbūdiyyah, yang berarti penghambaan diri secara total kepada Allah SWT. Dalam penyampaiannya yang penuh semangat, beliau mengajak seluruh peserta MATSAMA untuk memahami bahwa status mereka sebagai pelajar di MA Al Mujahidin bukanlah sekadar menjalani kewajiban akademik, melainkan juga merupakan bagian dari proses ibadah yang mulia. “Belajar itu ibadah. Jika diniatkan karena Allah, setiap langkah kalian menuju madrasah, setiap tulisan di buku catatan, bahkan rasa lelah saat belajar, semua akan bernilai pahala,” ungkap beliau di hadapan para siswa baru.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa penghambaan kepada Allah SWT tidak hanya dilakukan dalam bentuk ritual ibadah semata, tetapi juga dalam wujud sikap sehari-hari yang mencerminkan akhlak seorang muslim sejati. Beliau menyampaikan bahwa sebagai pelajar madrasah, siswa MA Al Mujahidin dituntut untuk jujur, disiplin, rendah hati, dan menjauhi sikap malas serta putus asa. “Keberadaan kalian di madrasah ini adalah amanah. Maka jalani dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesungguhan. Karena madrasah adalah tempat kalian dibentuk menjadi insan kamil, manusia seutuhnya,” imbuhnya.
Para peserta terlihat sangat antusias menyimak materi yang disampaikan, bahkan beberapa dari mereka dengan percaya diri mengajukan pertanyaan dan mencatat poin-poin penting dari pemaparan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual yang menjadi ciri khas MA Al Mujahidin mulai tertanam dalam jiwa mereka sejak hari-hari awal bergabung.
Di akhir sesi, Bapak Angga mengajak para siswa untuk memantapkan niat mereka selama menempuh pendidikan di MA Al Mujahidin. Ia menegaskan bahwa selama proses belajar berlangsung, tantangan dan ujian akan datang, namun dengan niat ibadah dan keteguhan hati, semuanya akan terasa lebih ringan dan bermakna. “Inilah madrasah: tempat kalian bukan hanya belajar pelajaran, tapi juga belajar hidup. Jadikan diri kalian hamba Allah yang bersyukur, yang tekun, dan yang siap berjuang demi masa depan dunia dan akhirat,” pungkasnya dengan penuh harap.
Namun, lebih dari sekadar pengenalan platform, Bapak Rachmad juga menekankan pentingnya etika digital dan kesadaran bermedia sosial secara bijak di era yang serba terbuka ini. “Kalian adalah generasi digital, yang sejak kecil sudah akrab dengan gawai dan internet. Tapi, ingat, teknologi itu seperti pisau bermata dua. Bisa bermanfaat kalau digunakan dengan benar, tapi juga bisa merusak jika disalahgunakan,” ujarnya serius namun tetap hangat.
Beliau mengingatkan para siswa tentang bahaya penggunaan teknologi yang tidak terkendali, seperti kecanduan media sosial, penyebaran hoaks, cyberbullying, hingga konten negatif yang sangat mudah diakses jika tidak difilter dengan baik. Ia juga menyoroti maraknya penipuan digital, seperti phishing, penipuan undian palsu, pinjaman online ilegal, dan akun palsu yang menjebak korban lewat media sosial. “Jangan mudah tergiur dengan hadiah yang katanya dari WhatsApp atau akun misterius di Instagram. Banyak penipuan yang menyasar anak muda karena kurangnya literasi digital,” jelasnya sambil menampilkan beberapa contoh kasus nyata.
Tak kalah penting, beliau menyinggung tentang dark web, bagian tersembunyi dari internet yang tidak bisa diakses secara umum dan sering digunakan untuk aktivitas ilegal. “Banyak anak muda yang karena rasa ingin tahu justru masuk ke situs-situs berbahaya seperti dark web. Di sana, konten yang disajikan bisa sangat ekstrem dan merusak mental. Bahkan, perangkat kalian bisa disusupi virus atau diretas hanya karena membuka tautan yang tidak aman,” paparnya. Beliau menegaskan bahwa akses ke situs-situs gelap itu tidak hanya berbahaya, tapi bisa berdampak hukum dan merusak masa depan.
“Jangan sampai HP yang ada di tangan kalian menjadi sumber kemalasan, perusak waktu, bahkan menjauhkan kalian dari nilai-nilai agama dan akhlak. Sebaliknya, manfaatkan teknologi untuk menambah ilmu, menebar kebaikan, dan memperluas wawasan,” pesan beliau yang disambut anggukan para siswa.
Di akhir materi, Bapak Rachmad menegaskan bahwa MA Al Mujahidin berkomitmen membekali siswa dengan kemampuan literasi digital yang seimbang: cakap secara teknis, namun tetap berakhlak mulia dalam penggunaannya. “Jadilah pelajar madrasah yang cerdas secara intelektual, kuat dalam akidah, dan bijak dalam bermedia,” pungkasnya penuh semangat.
Sesi ini menjadi penutup yang manis untuk rangkaian kegiatan hari kedua MATSAMA. Para siswa baru pulang dengan wajah ceria, tubuh yang lelah namun hati yang penuh kesan dan semangat untuk kembali esok hari.
Penulis: M.almaskan
#madrasahmandiriberprestasi
#madrasahaliyahalmujahidin