<<<<<<<Download>>>>>>>
Media Informasi Madrasah Aliyah Al Mujahidin Ciptodadi Alamat : Jl. Pasar Desa Ciptodadi Kec. Sukakarya Kab.Musi Rawas 31665
Download Hymne Madrasah
Download hymne Madrasah. Klik link di bawah ini.
<<<<<Download Hymne Madrasah>>>>>
Video Sholawat
Sholawatan Yuk....
Kami punya video sholawat keren nih.
Kami punya video sholawat keren nih.
Download videonya klik link di bawah ini
<<<<<<<Download>>>>>>>
Juragan Kambing
JURAGAN KAMBING
Bang Anas sedang kebingungan! Ia ditugaskan oleh atasan ke Bandung untuk hadir meeting mewakili kantor besok. Itu artinya sore ini juga ia harus berangkat.
Lalu apa yang membuatnya bingung? Karena hari ini bertepatan dengan libur panjang tahun baru. Tiket bus sudah habis semua. Telepon ke seluruh travel Jakarta-Bandung pun jawabannya tetap sama, tidak ada kursi kosong lagi.
Bagaimana dengan kereta? Sudah sejak satu bulan lalu full booked. Kalaupun masih ada kursi itupun untuk jurusan Cirebon, Yogya, dan Solo. Justru menjauhi Bandung bukan? Itulah sebabnya ia mulai kehabisan akal.
Mau sewa mobil? Atau pakai taksi? Lupakan saja karena harganya tinggi sekali dan Bang Anas tidak punya dana sebanyak itu. Tamat sudah riwayatnya.
Tiba-tiba dia ingat Haji Holik tetangganya si juragan kambing asli Betawi. Bukankah setiap hari ia mengirim pesanan kambing ke Bandung? Siapa tahu bisa menumpang? Segera saja ia meluncur ke rumah sang juragan.
"Engkong Haji aye boleh numpang kaga ke Bandung? Nyari tiket kemane-mane pada abis nih."
"Elo kaga salah Nas? Emang elo mau naek mobil nyang ngangkut kambing? Baunye tujuh rupa Nas. Ntar elo mabok pegimane? Pan enakan naek kereta. Kursinye empuk, adem ada AC. Aye sih boleh-boleh aje malah kebetulan bisa nemenin sopir. Tapi ya begitu adanye."
"Lah kaga usah jadi ribet Kong. Namanye juga numpang, aye terima deh resikonye. Aye makasih banyak nih sama Engkong."
Alhamdulillah. Bang Anas selamat. Akhirnya ia menumpang kepada Haji Holik. Memang betul perjalanannya tidak nyaman. Tak ada AC dan dapat bonus bau kambing pula. Tapi ia tetap terima dengan lapang dada. Karena perjalanan itu sesuai dengan tujuannya. Selesai.
* * *
Mari kita membahas lebih dalam cerpen mini di atas. Jika dibaca dengan seksama, siapakah yang pantas menjadi pemeran tokoh Bang Anas dalam cerita tersebut? Siapa lagi kalau bukan kita. Karena An-Naas sendiri artinya manusia. Hehehe.
Manusia berakal memiliki tujuan hakiki dalam perjalanan hidupnya, yaitu keridhaan Allah. Oleh karena itu apapun yang terjadi selama perjalanan ia terima dengan lapang dada.
Musibah, bencana, ujian, kesulitan, kerugian, jika kita menyadari bahwa semuanya adalah kehendak Allah pasti tidak akan membuat kita menggerutu dan mengeluh. Karena keridhaan kita kepada ketentuan Allah akan menjadi penyebab keridhaan Allah kepada kita. Berarti telah sesuai dengan tujuan perjalanan ini. Betul?
Memangnya kita mau naik kendaraan yang nyaman, tapi arahnya menjauhi tujuan perjalanan? Tentu tidak akan ada yang mau. Maka sadarilah bahwa hidup ini hanya menumpang. Bersikaplah menjadi penumpang yang menyenangkan.
Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi setiap manusia. Pusatkan saja perhatian kita untuk menuju tujuan (keridhaan Allah), maka apapun yang terjadi dalam perjalanan akan menjadi indah dengan sendirinya.
Komponen Pendidikan Abad 21
Apa saja komponennya?
simak videonya dibawah ini.
Cek Nomor Urut Absen Tes CAT CPNS Kemenag Sumsel 2018
Untuk peserta tes CPNS Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang ingin cek nomor urut absen tes CAT CPNS 2018 silahkan cek Di sini
Semangat menjadi ASN 2018 semoga lulus dengan predikat yang memuaskan. Aamiin
Upacara Hari Pahlawan
Warta Madrasah - Untuk memberikan pembelajaran kepada siswa/i Madrasah tentang pentingnya menghargai jasa para pahlawan yang telah memerdekakan Indonesia dengan segenap jiwa dan raga mereka, MA Al Mujahidin bersama dengan MTs Al Mujahidin mengadakan upacara hari pahlawan. Sebagai pembina dalam upacara tersebut Joko Susanto, S. Pd. I selaku Waka Kesiswaan memberikan amanat yang luar biasa "mari di hari pahlawan ini kita jadikan para pahlawan kita sebagai motivasi dan inspirasi untuk kita membangun negeri tercinta ini agar lebih baik lagi, lebih maju lagi dan lebih bermartabat lagi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya" begitu yang disampaikan Waka Kesiswaan (Joko Susanto, S. Pd. I) dalam amanat upacara hari pahlawan (Sabtu, 10 November 2018).
Pelatihan Proktor & Teknisi UNBK 2018
Warta Madrasah - Dalam rangka mensukseskan UNBK 2018 Madrasah Aliyah Al Mujahidin yang tergabung dengan induk KKM (Kelompok Kerja Madrasah) MAN 1 Musi Rawas mengadakan pelatihan proktor dan teknisi tingkat SMA/MA dan SMP/MTs sekabupaten Musi Rawas.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan proktor dan teknisi mendapatkan pengetahuan berkenaan dengan UNBK 2018 serta dapat saling berkoordinasi satu sama lain. Pelatihan ini juga bertepatan dengan hari pahlawan, dengan demikian semangat hari pahlawan kita salurkan menjadi semangat membangun pendidikan di Indonesia ini menjadi lebih baik lagi, begitu kata kepala MANSA MURA (Buchari, S. Pd. I) selaku pelaksana kegiatan tersebut. "melalui semangat hari pahlawan ini mari kita tingkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, mari kita sukseskan UNBK 2018 dengan sebaik baiknya."
(MANSA MURA, 10/11/2018).Bos atau Leader?
Menurut kamu nih, guru tuh sebaiknya seperti bos atau leader?
Apa sih beda bos dengan leader?
Coba amati gambar di bawah ini ya, nanti kamu bakal faham.
Siswa Aktif Calon Generasi Berprestasi
Siswa MA Al Mujahidin Ciptodadi (Irawan, XII MIA) aktif memberikan kesimpulan tentang pernikahan dini yang diceritakan oleh temannya.
Pihak BKKBN memberikan apresiasi atas pendapat, komentar dan keberaniannya.
Pihak BKKBN memberikan apresiasi atas pendapat, komentar dan keberaniannya.
Siswa Aktif Mengikuti Sosialisasi
Siswi MA Al Mujahidin Ciptodadi (Neneng Aspriyanti, kelas XI IIS) aktif dan antusias mengikuti sosialisasi Pendidikan Kependudukan di MANSA MURA.
Dalam foto dibawah ini terlihat Kasi Penmad Musi Rawas (Syaukani, M.Pd.I) memberikan apresiasi kepada siswa/i yang aktif dalam kegiatan sosialisasi BKKBN tentang Pendidikan Kependudukan.
Sosialisasi BKKBN Provinsi Sumatera Selatan ke Madrasah
Warta Madrasah, Rabu (07/11/18). BKKBN Provinsi Sumatera Selatan memberikan sosialisasi tentang Pendidikan Kependudukan ke Madrasah. Dalam kesempatan ini BKKBN menjelaskan pentingnya pendidikan Keluarga Berencana sebagai salah satu solusi untuk memutuskan rantai kemiskinan.
Perencanaan keluarga yang baik dari sejak dini diharapkan akan memperbaiki kualitas dan kuantitas penduduk. Kuantitas penduduk yang terencana akan mewujudkan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi. Diharapkan siswa/i Madrasah memahami pentingnya pendidikan baik pendidikan umum lebih lebih pendidikan agama.
Siswa/i Madrasah diharapkan bisa menjadi generasi yang berpendidikan, generasi yang cerdas serta berakhlak mulia.
Generasi Siswa Berakhlak Mulia
Apakah Penting Belajar Teknologi?
Assalamualaikum wr wb
Semangat pagi warga MA AL MUJAHIDIN Ciptodadi. ... Oh iya kini MA Al Mujahidin punya 1 akun baru nih yaitu akun channel Telegram. Fungsinya kurang lebih sama dengan akun yang lain sebagai Media Informasi Madrasah. Tapi ada yang Beda nih di akun Telegram kita bisa lebih personal dan lebih akrab, fitur nya pun keren-keren lho. Kita juga bakal lebih banyak berbagi motivasi dan ilmu ilmu seputar kehidupan dan pendidikan.
Nah Kita lagi ngadain polling nih tentang seberapa penting kah belajar teknologi. Nah coba deh ikuti polling nya klik tautan di bawah ini ya. Tapi sebelum kamu ikuti polling nya bagi kamu yang belum punya aplikasi Telegram bisa download di sini
Download Aplikasi Telegram
Setelah di pasang aplikasi Telegram nya baru deh klik link di bawah ini.
Polling Pentingkah Belajar Teknologi
Karena Berubah Butuh Teman
KARENA BERUBAH BUTUH TEMAN
Dua orang sahabat tinggal berjauhan, terpisah benua dan samudera. Salah seorang dari mereka mengirim email kepada sahabatnya itu,
"Brother, bagaimana kabarmu? Aku hanya ingin bertanya mengapa bibit pohon darimu selalu gagal tumbuh setiap kali aku menanamnya?"
Tidak membutuhkan waktu lama, email itu segera mendapat balasan,
"Kabar baik saudaraku! Udara dingin di sini seperti biasanya! Aku juga merasa heran, sebab bibit yang sama selalu tumbuh subur di desaku. Cobalah kau gunakan pupuk yang aku kirimkan padamu."
Sang sahabat kembali menanggapi dalam waktu cepat,
"Brother, aku sudah gunakan pupuk itu, tentu saja. Begitu pula saran-saranmu tentang teknik menanam bibit. Tetapi semua tampak sia-sia. Ah, bukankah kau punya seorang paman ahli tanaman? Cobalah tanyakan masalahku ini padanya!"
Kali ini, beberapa hari tidak ada email masuk dari sahabatnya itu. Mungkin karena ia memang sedang mencari waktu yang tepat untuk menemui pamannya.
Begitu jawaban telah diperoleh, bergegas ia melayangkan email kembali,
"Akhirnya aku tahu apa yang sebenarnya terjadi saudaraku! Saat aku ceritakan semua kepada paman, ia justru tertawa lebar, dan menyelesaikan teka-teki ini dengan satu kalimat saja, katanya pohon teh mana mungkin tumbuh di padang pasir!"
Begitulah salah satu nostalgia antara dua sahabat. Yang satu tinggal di negeri arab, dan satu lagi berasal dari keluarga petani teh di puncak pegunungan.
Intinya, mahluk hidup itu beradaptasi dengan lingkungan. Ia hidup dipengaruhi dengan apa yang di sekelilingnya. Pohon teh membutuhkan hawa dingin. Pohon kaktus tetap nyaman di padang tandus.
Manusia? Tidak ada bedanya. Kita tumbuh dipengaruhi oleh siapa teman kita, seperti apa lingkungan sosial yang kita tekuni, dan apa buku yang kita baca.
Jadi tidak usah mencoba-coba menantang lingkungan yang tidak mendukung kita untuk berubah. Akan jauh lebih ringan jika kita yang memilih sendiri.
Sering-sering menjalin silaturahmi dengan orang-orang soleh. Pilah dan pilih media sosial yang positif. Bacalah buku-buku yang menemani kita memperbaiki diri. Karena berubah butuh teman.
Belajar dari Rubik
BELAJAR DARI RUBIK
Bermula dari sebuah buku tentang rubik yang dibeli karena iseng saja, kini semua anak-anak saya sedang demam rubik. Mereka sudah mengoleksi empat buah tipe rubik dari yang paling mudah sampai yang cukup sulit.
Penuh ketekunan mereka mencari teknik menyelesaikan rubik di internet, kemudian mencoba-coba saran tersebut, sampai akhirnya berhasil juga menyelesaikan puzzle berbentuk kubus aneka warna itu.
Siapa sangka jika mau merenungi sedikit saja, ternyata rubik mengajarkan banyak hal kepada kita.
1
Rubik terdiri dari bagian-bagian bidang kecil dengan warna berbeda-beda. Untuk menggerakkan rubik, kita tidak bisa memutar hanya satu bagian terkecilnya itu, melainkan harus bergerak bersamaan satu baris ataupun satu kolom.
Hal ini mengajarkan pentingnya kebersamaan. Kita diingatkan untuk shalat berjamaah, saling tolong menolong, bersatu dalam melawan kebathilan, karena dengan bergerak bersama kita memiliki kekuatan.
2
Para penggemar rubik mengatakan bahwa untuk menyelesaikan permainan ini, tidak akan pernah bisa dengan mencoba-coba sendiri. Jika kita hanya mencoba-coba, maka seumur hidup puzzle rubik tidak akan selesai. Mau tidak mau harus mempelajari rumus dan konsep yang telah diajarkan para master rubik.
Hal ini mengajarkan pentingnya ilmu, karena agama ini tidak bisa dipelajari sendiri, melainkan membutuhkan seorang guru. Sebagaimana ulama mengatakan,
لَوْلا مُرَبّي ما عَرَفْتُ رَبّي
(Kalau bukan karena guruku, aku tak akan mengenal Tuhanku)
3
Jika kita melihat sejak awal langkah demi langkah seorang pemain menyelesaikan rubik, terkadang kita melihat permainan sudah hampir selesai karena sebagian besar baris dan kolom sudah berwarna seragam, tetapi kemudian terjadi perombakan lagi seolah-olah menjauhi harapan kita. Ternyata memang seperti itulah cara permainannya. Tentu saja pada akhirnya seluruh rubik selesai diseragamkan.
Hal ini mengajarkan pentingnya berbaik sangka kepada Allah dalam menerima ujian, terkadang kita merasa keadaan seolah-olah semakin runyam, padahal memang seperti itulah cara Allah menyelesaikan ujian kita.
4
Rubik tidak mengenal usia. Saya sendiri sampai sekarang belum berhasil menyelesaikannya, sementara anak-anak sudah jauh lebih mahir.
Hal ini mengajarkan pentingnya rendah hati kepada semua orang tanpa pandang usia. Al-Imam Ghazali menasihati, kepada yang lebih muda hendaklah pikirkan bahwa ia lebih sedikit maksiatnya dibanding kita, dan kepada yang lebih tua hendaklah pikirkan bahwa ia lebih banyak ibadahnya dibanding kita.
5
Satu kubus rubik memiliki enam warna berbeda, yang kita lakukan adalah memainkan strategi agar warna-warna tersebut berada pada tempatnya masing-masing.
Hal ini mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan, sesungguhnya perbedaan bukan untuk diperdebatkan. Melainkan agar kita mengatur strategi bagaimana kemajemukan di antara kita itu bisa bermanfaat sesuai potensi yang dimiliki masing-masing.
Nah, inilah di antara pelajaran yang bisa kita peroleh dari rubik. Sekarang, adakah saudara yang berani tanding bermain rubik dengan anak saya? Hehehe.
Gelas Kehidupan
GELAS KEHIDUPAN
Saya suka teori yang hendak saya disampaikan dalam video di ujung cerita ini. Semoga kita semua bisa mengadaptasi ilmunya untuk tahun baru yang sudah di ambang mata, karena berkaitan erat dengan pola kita dalam mengatur waktu.
Jadi, anggap saja kita punya sebuah wadah gelas berukuran 2,4 Liter. Dan kita punya kewajiban memasukkan sejumlah batu besar, batu kecil dan pasir. Mana yang harus kita dahulukan?
Ternyata, selama ini kita selalu saja mendahulukan pasir. Akibatnya, beberapa batu besar tidak muat lagi masuk ke dalam gelas tersebut dan terpaksa kita tinggalkan.
Sekarang bagaimana kalau kita utamakan dulu batu-batu besar? Berikutnya batu kecil, dan seperti sebuah keajaiban, ternyata pasir yang kita masukkan terakhir tetap bisa ditampung oleh wadah tersebut.
Apa maksud dari semua ini? Tentu saja eksperimen ini tidak mengubah apa-apa jika hanya kita lihat. Sebuah lompatan besar akan terjadi jika tak hanya dilihat, tetapi direnungkan hikmahnya, dan dipraktekkan ilmunya. Sudah tidak sabar untuk mengetahui apa pelajaran dari percobaan tersebut?
Gelas 2,4 Liter itu menunjuk kepada waktu yang kita punya selama 24 jam dalam sehari. Batu besar adalah aktivitas kita yang bernilai besar, baik manfaatnya maupun skala kepentingannya.
Jadi semua yang bermanfaat besar dan bersifat sangat penting bahkan wajib, anggap sebagai batu besar. Contohnya shalat berjamaah, membaca Al-Quran dan zikir harian, menjemput rezeki, mengejar target pengembangan diri, waktu bersama keluarga, dan sebagainya.
Berikutnya batu kecil, yaitu aktivitas yang cukup bermanfaat dan cukup penting. Kegiatan seperti ini berada di pertengahan, tidak terlalu mendesak tetapi tidak bisa juga diabaikan.
Terakhir adalah pasir, merupakan bentuk dari kegiatan yang sedikit manfaat dan sedikit penting. Seperti bermain medsos yang melebihi dari keperluan kita. Terkadang kita mendapat istirahat otak yang cukup dari hal tersebut, tetapi kalau terlalu lama justru jadi membuang banyak waktu.
Nah, apa yang harus kita lakukan agar gelas 24 jam kita terkendali dengan efektif? Caranya seperti sudah disebutkan di atas, dahulukan batu besar. Prioritaskan dulu kewajiban. Selesaikan. Tunaikan.
Jangan tergoda dengan pasir. Sebab sekali kita mendahulukan pasir, akan menyebabkan habisnya celah-celah gelas yang tidak kita duga. Akibatnya, beberapa hal yang sebenarnya sangat bermanfaat terpaksa kita tinggalkan. Duh, ruginya.
Kalau tidak percaya, mari kita saksikan video berikut ini. Semoga menjadi salah satu pembelajaran bagi kehidupan kita.
Lokasi CAT CPNS Kemenag Sumsel
Warta Madrasah, Minggu (04/11/18/). Untuk anda yang menunggu pengumuman jadwal dan Lokasi tes CAT CPNS Kementerian Agama Kantor Wilayah Sumatera Selatan berbahagialah, karena Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan sudah merilis peserta, jadwal, waktu dan tempat tes CAT 2018.
Silahkan Download lokasi CAT Kemenag Sumsel di bawah ini
Lokasi CAT CPNS Kemenag Sumsel
Dimana Desa Seperti ini?
DI MANA DESA SEPERTI INI BERADA?
Siang itu kepala desa bersama seluruh jajarannya bermusyawarah. Pasalnya, jembatan yang terbentang di tengah sungai hancur diterjang banjir bandang. Tanpa jembatan, warga tak bisa menjalankan aktivitas mereka.
Setelah menghitung biaya pembuatan jembatan baru, dibagi rata dengan jumlah warga di desa, akhirnya diputuskan dalam rapat tersebut setiap kepala keluarga wajib menyumbang seratus ribu rupiah untuk membangun kembali jembatan yang runtuh.
Malam harinya, sang kepala desa berkeliling membagikan sebuah amplop kosong kepada masing-masing kepala keluarga. Kiranya esok pagi, amplop-amplop tersebut dikembalikan ke balai desa dan tentu saja sudah berisi uang seratus ribu rupiah di dalamnya.
Tak disangka seorang warga berpikir picik, "Kalau aku tak mengisi uang ke dalam amplop ini, tak akan ada yang tahu. Sebab semua amplop tak diberi nama. Lagipula satu amplop kosong tak akan mempengaruhi perolehan uang yang didapat. Jembatan akan tetap dibangun dari sumbangan warga yang lain."
Dus, esok harinya seluruh warga berduyun-duyun mengumpulkan amplop tersebut. Sang kepala desa mulai membukanya satu persatu. Betapa mengejutkan apa yang ia saksikan, karena seluruh amplop dalam keadaan kosong!
Rupanya semua kepala keluarga memiliki pikiran yang sama dengan apa yang dipikirkan si picik yang satu itu. Inilah akhir dari kisah jembatan yang tidak pernah dibangun kembali tersebut.
Tahukah saudara di mana desa tersebut berada? Maaf, mungkin terdengar menyakitkan. Desa itu berada di dalam diri kita masing-masing.
Ingatkah kita, pada suatu hari kita merasa ada hal penting yang harus kita perbaiki. Sesuatu yang sebenarnya bisa mengubah aktivitas kita menjadi lebih berarti.
Kemudian kita putuskan bahwa perbaikan diri ini akan dimulai pada hari demi hari yang telah kita rencanakan.
Tetapi. Ketika harinya tiba, kita mulai berpikir picik. Satu hari kosong tidak akan berpengaruh. Masih banyak hari yang lain. Begitulah yang terjadi kemarin, hari ini, besok, dan seterusnya tetiba betapa mengejutkan apa yang kita saksikan, karena seluruh hari dalam keadaan kosong!
Rupanya setiap hari kita selalu memiliki pikiran yang sama dengan kemarin. Inilah akhir dari kisah runtuhnya cita-cita yang tidak pernah dibangun kembali tersebut.
Kecuali. Jika kita sanggup menang terhadap diri sendiri, untuk tidak membiarkan satu amplop pun dalam keadaan kosong.
Koleksi Piala
KOLEKSILAH PIALA ANDA MULAI HARI INI
Kita biasanya punya seorang teman yang memiliki koleksi piala banyak sekali di rumahnya. Termasuk saya, ketika SMU pernah datang ke rumah teman dan pialanya banyak sekali di sebuah lemari khusus,
"Wah ini lemari penuh sama piala semua? Ente menang lomba apa aja nih?"
"Oh itu piala-piala ibu ane yang jago tari tradisional, jadi suka diundang pentas dimana-mana sampai ke luar negeri segala."
"Ngumpulin piala segini banyaknya berapa lama?"
"Ya lama banget, bertahun-tahun. Ane juga lupa."
Begitulah ceritanya. Piala sepenuh lemari seperti itu memang menunjukkan kesuksesan sang empunya punya banyak prestasi. Dan juga menunjukkan bahwa semua diperoleh tidak dalam sekali raih, melainkan dikumpulkan sedikit demi sedikit dari kemenangan-kemenangan yang berhasil ditaklukkan.
Selain teman yang demikian, kita juga biasanya punya seorang teman yang terlihat soleh sekali sehari-hari. Kalau bicara santun, kalau dengar azan bersegera shalat berjamaah, setiap pekan tidak pernah ketinggalan pengajian, senin dan kamis berpuasa, juga tilawah Qurannya satu juz setiap hari.
Pokoknya teman kita itu punya banyak kebiasaan baik. Kalau dirinya diibaratkan seperti lemari, pasti termasuk kategori lemari yang penuh dengan piala juga. Penuh dengan prestasi!
Pertanyaannya apakah kita bisa mengikuti jejak mereka untuk sukses menjadi orang soleh seperti itu? Insya Allah bisa. Apalagi kalau tahu caranya. Seperti halnya piala, semua kebiasaan-kebiasaan baik diperoleh tidak dalam sekali raih, melainkan dikumpulkan sedikit demi sedikit.
Mereka juga dulu memulainya dengan menjaga lisan agar selalu positif. Kemudian setelah berhasil memenangkan kebiasaan ini, melangkah berikutnya memaksakan diri agar shalat awal waktu. Dan seterusnya kemenangan-kemenangan lain pun berhasil ditaklukkan.
Ah, senangnya jika lemari hati kita penuh dengan piala kebaikan. Kalau begitu saya akan mulai mengumpulkannya sejak hari ini. Anda kapan?
Kuda Pacu
KUDA PACU BISA BERLARI CEPAT SAAT BERADA DI TENGAH PERTANDINGAN
Beliau adalah seorang guru bahasa arab di sebuah Madrasah Ibtidaiyah. Pada hari pertama masuk di kelas yang baru, ia menulis sebuah peribahasa di papan tulis dan menunjuk siswa yang duduk paling depan untuk membaca tulisan arab tersebut.
Spontan terdengar seluruh penghuni kelas tertawa ramai-ramai. Ya, sang guru mengerti apa yang terjadi. Ia sudah kaya akan pengalaman untuk hal ini.
Ia langsung tanggap bahwa murid yang baru saja ditunjuknya itu adalah murid paling bebal di kelas, dan tentu saja semua temannya yakin si murid tak mungkin sanggup menuruti tugas gurunya itu, maka mereka tertawa sejadi-jadinya.
Saat pulang sekolah sang guru memanggil murid tersebut, sambil memberikan secarik kertas bertuliskan peribahasa arab yang baru,
"Kamu hafalkan tulisan ini nanti di rumah. Berusahalah sebisa mungkin sampai di luar kepala. Kerahkan seluruh tenagamu!"
Keesokan harinya, sang guru menuliskan sebuah kalimat di papan tulis. Murid-murid dituntunnya mengeja bersama sebanyak tiga kali, dan beliau langsung menghapusnya,
"Siapa yang sudah hafal kalimat tadi?"
Ternyata tidak ada yang hafal dalam tempo secepat itu. Kecuali satu orang menunjuk tangan. Dia yang duduk paling depan. Ya, dialah murid bebal tersebut, dengan lancar ia membacakan kalimat itu di luar kepala. Hal ini mengundang kagum dan heran teman-temannya.
Ketika sekolah berakhir sang guru mengulangi hal yang sama kepada si murid, dan esok harinya kejadian yang serupa terjadi lagi. Begitulah seterusnya pada hari ketiga dan keempat, sampai terlihat si murid mulai percaya diri.
Apa yang dilakukan sang guru benar-benar membuatnya berubah. Dia kini sungguh-sungguh belajar, sampai teman sekelasnya telah lupa bahwa dialah si bebal yang dulu sering ditertawakan.
Si murid kini berhasil melanjutkan pendidikannya sampai perguruan tinggi, dan nama sang guru telah terpatri dengan tinta emas di dalam hatinya.
Saudaraku, seekor kuda akan melesat dengan cepat jika ia berada di dalam pertandingan yang tepat. Yaitu lingkungan yang menantangnya untuk bertanding, dan membangkitkan kepercayaan dirinya bahwa ia adalah seekor kuda pacu.
Karena itu, pilihlah lingkungan yang tepat bagi diri kita sendiri. Selektif dalam berinteraksi. Mulailah berhati-hati saat bergabung dengan sosial media. Sudah saatnya bagi kita untuk melesat!
Hidup Tidak Pernah Bermasalah
HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH
"Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bodoh hari ini? Benar-benar menjengkelkan!"
Bayangkan jika setiap pagi kita mengucapkan kata-kata seperti itu dari lisan kita, seratus persen pasti akan mempengaruhi suasana hati. Betul kan? Setelah hati terpengaruh, akan menimbulkan efek juga kepada tindakan. Setuju?
Bacalah pelan-pelan kalimat di atas sekali lagi. Rasakan sendiri betapa tidak nyamannya kita mengucapkan kata-kata yang tidak positif tersebut, seperti sial, macet, biadab, kurang ajar, bodoh, dan menjengkelkan.
Karena itu berjuanglah sepenuh tenaga untuk disiplin dalam berbicara. Inilah salah satu medan jihad kita, yaitu jihad lisan. Rasulullah sendiri memerintahkan untuk meninggalkan kata-kata yang memiliki nilai rasa yang tidak positif. Seperti cerita seorang sahabat Nabi yang bernama Hazan berikut ini,
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا اسْمُكَ ؟ قُلْتُ : حَزَنٌ ، قَالَ : بَلْ أَنْتَ سَهْلٌ
"Nabi bertanya siapakah namaku, maka aku menjawab bahwa namaku Hazan (kesedihan), lalu Nabi menasihati agar aku mengganti nama dengan Sahal (kemudahan)."
(Hadist Riwayat Bukhari)
Rasulullah mengetahui bahwa sebuah kata memiliki kekuatan mempengaruhi yang besar. Karena itu nama seseorang pun dianjurkan diganti oleh Rasulullah jika nilai rasa dari kata tersebut tidak positif.
Dalam kehidupan kita sehari-hari juga demikian. Berpikirlah sebelum berbicara, terutama jika kata yang belum positif masih menjadi dialek yang biasa kita ucapkan. Misalnya,
"Saya sedang dapat masalah!"
"Saya sedang dapat musibah!"
"Saya sedang dapat bencana!"
Bukankah kita merasakan sendiri bahwa masalah, musibah, bencana memiliki korelasi arti yang tidak positif. Bagaimana jika cukup dengan mengatakan,
"Saya sedang mengalami sebuah peristiwa!"
"Saya sedang mengalami suatu kejadian!"
Peristiwa dan kejadian bersifat netral. Bisa apa saja. Sampai di sini kita sudah berhasil mengganti dengan padanan kata yang lebih bijaksana. Tetapi apa yang terjadi jika ada pilihan yang lebih positif lagi,
"Saya sedang menghadapi sebuah seleksi!"
Ya, sekarang lebih dahsyat lagi didengar, masalah diganti dengan seleksi! Ada benarnya juga. Karena sejatinya masalah memang sebuah seleksi, mana orang-orang yang berhasil melewatinya dan mana orang-orang yang justru kalah dengan ujian kehidupannya tersebut.
Jika kita mengganti kata masalah dengan seleksi, seperti justru menyuntikkan semangat tersendiri dalam diri kita untuk memenangkannya!
Karena itu biasakanlah memilih kata sepositif mungkin, sebagaimana Rasulullah mengajarkan demikian kepada kita.
Langganan:
Komentar (Atom)














































